ilustrasi gambar Putro Romo |
Hari Senin Pahing tanggal 14 November tahun 1955, ROMO HERUCOKRO SEMONO telah menerima Wahyu, berupa Sarana Gaib untuk digunakan oleh Putro Romo dalam menjalani Kehidupan yang lebih baik, serta mencapai Kesempurnaan Hidup, dan hingga pada Waktunya nanti bisa Menyatu dengan Sang Maha Hidup
Kunci - Asmo - Mijil - Singkir - Paweling
Adalah 5 Sarana Gaib dari Romo Herucokro Semono untuk siapapun yang berkenan mengikuti dan menghayati ajaran ROMO HERUCOKRO SEMONO dengan sesungguhnya,
KUNCI
Yang perlu diperhatikan dan diingat adalah dalam menggunakan KUNCI, karena KUNCI bukanlah dari kalimat ataupun kata katanya, Kunci untuk di Resapi, di Hayati dalam keadaan apapun baik sedang senang, bahagia, kecewa maupun mengalami keadaan lainnya
Pada awalnya dihafal terlebih dahulu, lalu ucapkan dalam hati secara perlahan penuh perasaan dalam keadaan pikiran netral, semua raga (seluruh bagian tubuh kita dan isinya) Mengakui, Yakin, Percaya dengan HIDUP, karena KUNCI adalah bahasa Hidup dan KUNCI adalah HIDUP
Gusti Ingkang Moho Suci
Kulo Nyuwun Pangapuro Dumateng Gusti Ingkang Moho Suci
Sirolah Datolah Sipatolah
Kulo Sejatine Satriyo/Wanito
Nyuwun Wicaksono Nyuwun Panguwoso
Kangge Tumindake Satriyo/Wanito Sejati
Kulo Nyuwun Kangge Anyirnakake Tumindak Ingkang Luput
Seperti Dawuh Romo untuk selalu mengingat dan melaksanakan Kunci dalam keseharian kita,
"Arep turu KUNCI, tangi turu KUNCI"
Dalam situasi kondisi apapun, dimana dan kapanpun Putro Romo akan selalu tentram, karena akan selalu terlindungi,
"Ono Opo opo KUNCI, Ora Ono Opo opo KUNCI"
diarahkan dan dituntun oleh Sang Hidup agar selalu dijalan yang benar, dengan selalu tetap di dalam Laku Putro sesuai ajaran atau "Paringan" dari Romo Herucokro Semono
ASMO
Asmo apabila dalam artian Bahasanya adalah Nama, tetapi bukan nama-nama seperti pada umumnya yang dibuat manusia. ASMO disini digunakan oleh Putro Romo untuk berkomunikasi dengan HIDUP kita Pribadi.
Hidup yang ada dalam kita yang akan menuntun langkah menuju kebaikan dan ketentraman, untuk itu diperlukannya komunikasi,
Komunikasi Manusia(Raga/Pikiran) dengan/kepada Hidup, dan Sebaliknya, Komunikasi Hidup kepada Manusia/Raga
Maka Hidup harus diberi Asmo agar kita bisa mengenal dan berkomunikasi secara dua arah
Lalu Siapakah HIDUP itu?
HIDUP/Roh/Jiwa yang bersemayam dalam diri kita adalah Penuntun dalam segala hal apapun yang berkaitan dengan akifitas kita sehari hari sebagai Manusia, maupun kegiatan kita yang bersifat spiritual
Dan untuk Putro yang baru menerima KUNCI dan berniat untuk belajar, Hendaklah terlebih dahulu yakin dengan KUNCI. Setelah Nyaman dengan Keparingan (mendapatkan) KUNCI, lalu bisa melaksanakan dan menghayatinya dengan baik, maka Hidup akan memudahkan dalam mendapatkan ASMO, karena Asmo akan diberikan oleh Hidup kepada Hidup. Panjenengan bisa menghubungi Kadhang tertentu untuk memintakan Asmo, karena tidak semua Kadhang bisa dengan hal tersebut.
ASMO adalah Pemberian dari Romo Herucokro Semono
Sebelumnya Asmo diberikan oleh Romo secara langsung, kemudian juga melalui perantara Kadhang (dititipkan oleh Romo) untuk diberikan kepada kerabat, saudara dan yang mau, berkenan dan bisa menerimanya. dengan nama yang masih memiliki awalan Joko ...(pria), Endang ... (wanita) dengan penambahan Huruf/Abjad maupun Angka pada akhiran Asmo, serta Asmo lainnya yang tidak perlu untuk kita ketahui karena bersifat Pribadi
Dan sekarang Asmo terbagi menjadi 4, yaitu Kontho Rupo/Warno (Lelaki) dan Kanthi Rupi/Warni (Perempuan), setelah menerima Asmo, barulah kita akan lebih mengenal dekat Satriyo/Wanito Sejati
MIJIL
Merupakan suatu proses hubungan atau komunikasi secara pribadi dengan cara menyatukan diri pribadi kita, antara diri kita sebagai pribadi Manusia dan diri kita sebagai Hidup
Tenangkan Pikiran, Tubuh rileks, dan coba untuk hening, lalu Mijil,
...(Asmo Sejati) Jeneng Siro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Karso Rogoniro Arso ...(tumindak gelar)
Tumindak Gelar maksudnya kehendak Raga saat akan melakukan sesuatu, bersifat materiil (tindakan untuk ragawi)
Contoh: Ketika kita akan berangkat kerja, Mijil nya: ...(Asmo) Jeneng Siro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Kerso Roginiro Arso budal kerjo (berangkat kerja)
Contoh: saat kita hendak makan, Mijil nya: ...(Asmo) Jeneng Siro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Kerso, Rogoniro Arso Mangan (Makan)
Mijil yang berikutnya:
...(Asmo Sejati) Jenengsiro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Karso Arso ...(tumindak gulung)
Tumindak Gulung maksudnya kehendak yang bersifat spiritual
Contoh: Sewaktu kita belajar pertama kali Mijil, bisa seperti berikut Mijil nya:
...(Asmo) Jeneng Siro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Kerso Arso Bekso, Bekso Niro Pribadi
bisa juga digunakan sebagai latihan agar raga kita lebih "peka" atau mengenali terhadap Rasa (Satriyo/Wanito)
Contoh: ketika tubuh kita sedang merasakan tidak enak, pusing misalnya,
...(Asmo) Jeneng Siro Mijilo, Panjenengan Ingsun Kagungan Kerso Arso, Ngusadani raganiro kang lagi nandang robo mumet, keparengo supoyo enggal waras (mengobati tubuh ini yang sedang pusing agar lekas sembuh)
Kalimat Mijil yang digaris bawahi boleh menggunakan bahasa manapun, dengan sebaik-baiknya kalimat untuk mendapatkan Restu/Ijin dari Sang Hidup
Mijil digunakan setiap kita akan berkehendak atau melakukan sesuatu apapun, bertujuan agar apa yang akan kita lakukan menjadi baik dan benar, karena RASA selalu benar.
Dan selalu tekun belajar untuk mengerti dan memahami agar bisa membedakan mana yang berasal dari Rasa atau hasil dari Angan, akal pikiran kita.
SINGKIR
Gusti Ingkang Moho Suci
Kulo Nyuwun Pangapuro Dumateng
Gusti Ingkang Moho Suci
Sirolah Datolah Sipatolah
Kulo Sejatine Satriyo/Wanito
Hananiro Hananingsun
Wujudiro Wujud Ingsun
Siro Sirno Mati Dening Satriyo/Wanito Sejati
Ketiban Iduku Puteh Sirno Layu Dening ...(Asmo Sejati)
Menggunakan Singkir bertujuan untuk meredam Hawa Nafsu, sehingga mampu mengarahkan Panca Indra (Sifat Manusiawi) agar selalu tunduk dan dekat dengan Sang Hidup,
Menggunakan Singkir untuk tujuan pengendalian diri, mengingat asal usul kita, menekan sifat ke "manusia" an atas Keserakahan, Kesombongan, dan semua sifat negatif lain pada diri Manusia
Menggunakan Singkir untuk melakukan "hubungan" dengan pasangan kita yang sah agar supaya "Idu ku Puteh" menjadi bibit yang baik dan berkualitas.
PAWELING
Setelah kita melaksanakan Kunci dengan benar dan telah mendapatkan Asmo, bisa Mijil dan memahami Singkir, dan bisa menjalani Laku Putro Romo dalam Kehidupan sehari-hari, baru kita akan bisa mengerti dan memahami apakah Paweling
Siji siji Loro loro Telu telonono
Siji Sekti Loro Dadi Telu Pandito
Siji Wahayu Loro Gratrahino Telu Rejeki
Bisa diibaratkan hubungan seorang anak dengan bapak, bapak kepada anak, atau PUTRO dengan ROMO. dalam keseharian kita pada umumnya tentu mudah mengenali sosok orang tua kita, bapak/ayah kita. Seperti apa kepribadiannya, seperti apa perilakunya kepada kita sebagai anaknya
Ketika kita patuh kepada orang tua, maka orang tua pun akan lebih sayang kepada anaknya, meskipun pada kenyataannya seorang anak yang bandel pun akan tetap dilindungi dan disayangi orang tuanya
ketika kita sebagai seorang anak yang sangat disayangi oleh orang tuanya, maka apapun akan dituruti, bahkan tanpa diminta, semua akan disediakan dan dilebihi keinginannya, karena orang tua itu mengetahui kebaikan anaknya, termasuk kebaikan dengan sesamanya untuk berbagi kasih.
Dan ketika anak tersebut sudah dewasa lalu sedang membutuhkan tuntunan supaya di jalan yang tepat (Pertolongan), maka orang tua pun akan tetap senantiasa membantu dengan memberikan Petunjuk, Peringatan, ataupun Pesan (Weling), tidak jauh berbeda seperti hubungan antara PUTRO dengan ROMO.
Bilamana seorang ayah akan menjadi Super untuk anaknya, lalu bagaimana bila itu SANG MAHA HIDUP/ROMO ke PUTRO??
Seperti contoh cerita ketika seorang PUTRO ROMO mengikuti Perjalanan Wisata dari suatu perusahaan, dengan tujuan Jakarta ke Denpasar, perjalanan tersebut diikuti banyak peserta yang terdiri dari 5 rombongan Bis, yang setiap bis nya berisikan 40 penumpang kurang lebihnya
Sehari sebelum berangkat Putro Romo tersebut merasa tidak nyaman, merasa gundah, seperti akan terjadi sesuatu dalam perjalanan wisata beserta rekan-rekan kerjanya
Kemudian sebelum berangkat Putro Romo melakukan Kunci, Paweling dan Mijil untuk minta ijin agar Perjalanan Wisata lancar tidak ada masalah baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Dan Putro Romo tersebut mendapatkan Rasa dan kata "Yo" (iya/boleh)
Putro Romo berada dalam salah satu rombongan Bis, lalu mulailah perjalan menuju Denpasar Bali, perjalanan panjang dengan jarak kurang lebih 1000km dengan waktu tempuh sekitar 20 sampai 30 jam
Setelah menempuh beberapa jam rombongan bis tetap beriringan dan berurutan, bis rombongan yang membawa seorang Putro Romo berada paling belakang sendiri, lalu tiba-tiba tanpa terduga terjadi tabrakan beruntun dengan penyebab bis rombongan yang berada paling depan melakukan Rem mendadak untuk menghindari truk didepannya yang hilang keseimbangan karena kelebihan muatan, yang kemudian tergelincir ke jurang
Alhasil rombongan bis saling bertabrakan dan bis pada urutan ke 3 dan ke 4 mencoba menghindar, namun yang terjadi bis tersebut juga ikut tergelincir masuk ke jurang, semua kendaraan pun berhenti untuk memberikan bantuan
Namun anehnya setelah di evakuasi, tidak ada satupun yang terluka, termasuk penumpang truk yang mengawali terjadinya musibah, semuanya sehat dan bugar. Setelah menunggu armada pengganti, akhirnya perjalanan pun tetap dilanjutkan dengan tenang, hanya kerugian materi saja yang tidak sebanding dengan nyawa seseorang.
"Putro Romo kuwi 1 : 1.000.000 (siji banding sakyuto)"
Kalimat dari seorang Kadhang, Kalimat yang terpikirkan sebagai kiasan kesombongan pada mulanya. Tetapi maksudnya adalah benar adanya bila Putro Romo Sejati adalah sosok yang bisa merangkul, mengayomi, melindungi puluhan, ratusan, bahkan ribuan mahluk hidup lainnya dengan keparingan KUNCI, ASMO, MIJIL, SINGKIR dan PAWELING
Paweling sebagai sarana "Sambung Rasa" antara Hidup dengan Sang Maha Hidup
Jikalau diartikan dari bahasa adalah suatu Pesan, Wasiat dan juga bisa diartikan sebagai Peringatan, atas dasar kata Weling. Paweling disini digunakan oleh Putro Romo untuk menyatu dengan MAHA SUCI. Paweling ditujukan untuk umum dan pribadi.
Demikian 5 Sarana Gaib Pemberian Romo Herucokro Semono untuk dilaksanakan oleh Putro Romo.
Adapun pemberian ROMO HERUCOKRO SEMONO kepada Putro ROMO atau Kadhang tertentu, yang berupa "benda" maupun pesan atau "kalimat tertentu" tidaklah menjadikan suatu perbedaan yang berarti
Seperti contoh cerita ketika Romo Semono masih sugeng, Beliau kerap kali menemui Anak-anak kecil disepanjang Beliau berjalan dari Rumah bawah (belakang pasar Sejiwan) menuju ke Rumah atas (Ds. Kalinongko), karena Romo Semono memiliki 2 Rumah di lokasi yang berbeda
Sekumpulan Anak2 kecil tersebut berlarian mengejar ketika terlihat sosok Romo Semono lewat, mereka (Anak2 kecil) mengharapkan uang untuk jajan dari Romo,
setelah Anak2 kecil itu mendekat, Romo pun mengeluarkan uang dari saku atas kemeja Beliau, kantong saku yang dari luar terlihat kosong untuk disi banyak uang logam dan uang kertas
Beberapa anak kecil tersebut menerima satu persatu, Romo mengeluarkan 50 rupiah, 100 rupiah, terus menerus tanpa memilih uang atau memilih anak2 itu harus dapat uang berapa rupiah, Romo mengambil satu demi satu uang dari kantong, Romo hanya mengambil dari kantong saku dan langsung memberikannya secara acak, ada juga yang mendapat 500 rupiah, sampai Semua Anak mendapatkan uang dari Romo, hanya jumlah nominalnya saja yang berbeda
Karena Romo Herucokro Semono tahu mana yang harus menerima pemberian dalam jumlah kecil, dan mana yang harus menerima pemberian dengan jumlah yang besar, sesuai dengan jalan dan kehendak Nya. Rahayu!
Tag:
Buku Pedoman Putro Romo
Rahasia Laku Putro Romo
Cara Mendapatkan Asmo Sejati
Guru Sejati Putro Romo
Putro Romo Guru Sejati
Paweling Putro Romo
Ajaran Laku Paweling
Laku Paweling dan Singkir
Bagaimana pateap / sikap yang benar saat menjalankan kunci, mijil, singkir, dan paweling tsb ?
BalasHapusMaksudnya patrap
BalasHapusrahayu...rahayu...rahayu.
BalasHapusHarus ada yang menuntun, biar tidak salah pangetrapan
BalasHapus